Pengajaran Berbasis Modalitas Peserta Didik
Oleh Dionisius Riandika
Pada umumnya, manusia memahami komunikasi atau menyerap informasi menggunakan modalitas. Modalitas merupakan cara seseorang menyerap informasi melalui panca indera. Terdapat tiga modalitas utama yang paling sering digunakan, yaitu visual, auditori, dan kinestetis.
Setiap peserta didik pun menggunakan modalitas mereka masing-masing dalam menyerap informasi maupun materi pelajaran. Dengan demikian, mutlak bagi setiap guru untuk menyampaikan pengajaran menggunakan modalitas yang dimiliki oleh peserta didiknya. Sistem pengajaran menggunakan modalitas yang tepat menjadi kunci pemahaman bagi peserta didik.
Modalitas visual berkaitan dengan indera penglihatan (mata) untuk menyerap informasi. Peserta didik dengan modalitas visual cenderung lebih mudah memahami pelajaran dengan melihat film, video, slide show, foto, gambar, bagan, diagram, dan berbagai media pembelajaran berwujud/fisik. Peserta didik visual cenderung sulit menyerap informasi melalui ceramah, cerita yang dilisankan, serta dikte atau imla.
Modalitas auditori berhubungan dengan indera pendengaran (telinga) untuk menyerap informasi. Peserta didik dengan modalitas auditori cenderung lebih cepat memahami pengajaran melalui diskusi, kerja kelompok, tanya jawab, ceramah, cerita, sambil mendengarkan musik, dan membaca bersuara. Peserta didik auditori akan kesulitan mengikuti pelajaran dengan hanya duduk diam dalam waktu lama.
Modalitas berikutnya adalah kinestetis. Modalitas ini berkaitan dengan gerakan fisik (anggota badan). Peserta didik kinestetis akan mudah menyerap materi pengajaran dengan melakukan praktik langsung, demonstrasi, eksperimen, menggunakan berbagai peralatan atau media belajar, membaca atau berbicara disertai ekspresi gerakan. Peserta didik kinestetis sering dilabel sebagai “anak yang tidak bisa duduk diam” di kelas alias selalu bergerak. Pendapat tersebut benar, sebab seorang kinestetis mendengarkan dengan cara bergerak. Peserta didik kinestetis akan mengalami kesulitan menyerap informasi jika hanya harus duduk diam dan mendengarkan.
Untuk keberhasilan pengajaran sekaligus keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran, setiap guru pertama-tama harus mengenal karakteristik modalitas peserta didik yang dihadapi. Cara mengenalinya bisa dengan mengamati kecenderungan perilaku saat pembelajaran. Dapat juga ditanyakan secara langsung kepada peserta didik tentang cara belajar yang membuat mereka mudah memahami atau menyerap materi. Selain kedua cara tersebut, para guru dapat menggunakan alat tes modalitas yang banyak dipublikasikan di buku-buku.
Dengan mengenal modalitas peserta didik, guru tidak akan lagi “bingung” jika mendapati ada anak yang tidak biasa diam (banyak berbicara), suka bergerak atau berjalan-jalan di kelas, bahkan yang seolah-olah tidak mendengarkan pengajaran yang disampaikan. Setelah mengenal modalitas peserta didik, selanjutnya para guru dapat merancang metode pengajaran menggunakan modalitas yang dimiliki peserta didik di kelasnya. Karena setiap orang cenderung menggunakan satu modalitas dan dalam kelompok kelas heterogen bisa terdapat 3 jenis modalitas, maka kreativitas pengajaran guru sangat penting. Guru dapat mengolaborasikan pengajaran yang memuat unsur visual, auditori, serta kinestetis.
Sudah saatnya, setiap guru menerapkan pengajaran berbasis modalitas peserta didik. Dengan demikian akan terwujud suasana pembelajaran yang kondusif sekaligus efektif. Sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran adalah keniscayaan.
Dimuat di Majalah Educare No. 07/XVI/Juli 2018